Selamat Datang

Semoga Bermanfaat informasi yang didapat

Jumat, 19 November 2010

Pendidikan Dini demi Masa Depan Anak

JAKARTA, JUMAT — Usia kanak-kanak (0-7) merupakan momen paling krusial bagi seorang anak. Memanfaatkan masa ini dengan memberikan pendidikan yang berkualitas dinilai penting karena memengaruhi kualitas anak 10 tahun mendatang.

Demikian disampaikan Konsultan Pendidikan Usia Dini, Clara Cristhie, seusai memberikan pelatihan kepada guru TK dan orang tua tentang pendidikan dini yang diadakan oleh Teacher Institute Sampoerna Foundation di Jakarta, Jumat (6/2).

"Pendidikan dini memperkenalkan tentang pengendalian konflik di masa mendatang. Bisa dilihat bagaimana anak di taraf SMP hingga SMA rentan terpancing emosi, sehingga menimbulkan perkelahian," terangnya.

Menurut Clara, pentingnya pendidikan usia dini mengacu dari hasil penelitian sekelompok pemerhati pendidikan di Chicago, Amerika Serikat, tahun 70-an yang menemukan bahwa anak yang mendapat pendidikan dini pada usia dewasa (17-25) dapat mengendalikan konflik, bahkan meredamnya.

Metode yang diajarkan kepada anak-anak disesuaikan dengan umur. Gerakan tubuh diterapkan untuk anak umur 0-1 tahun, simulasi benda sinar pada anak 1-2 tahun, sosialisasi dan interaksi kepada anak antara umur 2,5-3. Sementara pada umur 3,5-7 tahun sudah mulai memasuki sisi keilmuan, seperti membaca dan berhitung.

"Untuk anak usia enam bulan, kita mengajarkan gerakan dan stimulasi sosial seperti berkumpul dengan bayi lain. Konkretnya, ketika ada bayi lain menangis, bayi tersebut cenderung menangis. Ini mengajarkan sebuah empati sedini mungkin," papar Clara.

Adalah tugas orang tua untuk mengajarkan pendidikan dini. Bila orang tua belum mampu secara optimal untuk melakukannya, mereka bisa mendaftarkan anak-anaknya di sekolah yang menerapkan pendidikan dini. Antara lain jenis sekolah invent untuk anak umur 0-1 tahun, toddler 1-2 tahun, preschool 2,5-3 tahun, kindergarten 3,5-5 tahun, dan sekolah dasar 6 tahun ke atas.

"Sekarang banyak sekolah seperti itu di Indonesia. Semakin bertambah tiap tahun. Perkembangan itu terlihat sejak tahun 80-an akhir. Meski sekolah yang ada rata-rata dimiliki swasta," terang Clara, lulusan Chicago, Amerika Serikat.

Meskipun demikian, Clara mengimbau agar para orangtua tidak termakan stigma yang menyatakan sekolah swasta lebih baik ketimbang negeri. "Kita perlu menganalisis apakah sekolah itu cocok untuk kepribadian sang anak atau tidak. Dan ini adalah tugas orangtua," imbau Clara.

Karena orangtua perlu serius melakukan observasi dahulu sebelum memasukkan anaknya. Menurut Clara, sekolah-sekolah yang kredibel akan memberikan masa observasi bagi orangtua untuk mengenali sistem pendidikan yang diterapkan, metode pengajaran, kondisi kelas, mutu pengajar, dan pendidikannya.

"Bila ada sekolah yang tidak memberikan izin itu, patut dipertanyakan," terangnya. Clara memperingatkan agar para orangtua tidak tertipu dengan bangunan fisik daripada kualitas sekolah.

Selain terlatih kemampuannya dalam mengendalian konflik, anak yang mendapatkan pendidikan dini akan terasah pribadinya menjadi pemimpin masa depan melalui pembebasan cara berpikir dan mengeluarkan ide-ide.

"Kita menciptakan pemimpin dan bukan pekerja, yang hanya menunggu gaji saja," ujarnya. Faktor pendukung pembentukan pola pikir dan karakter menurut Clara dipengaruhi perbandingan antara jumlah anak dengan murid di kelas.

Untuk sekolah preschool misalnya, perbandingan guru dengan murid adalah 1:12, artinya satu guru menangani 12 murid. Begitu pun yang diterapkan pada tingkat SD. "Untuk memperoleh daya serap yang ideal, perbandingannya untuk tingkat SD 1:18, invent 1:3, dan toddler 1:6," jelas Clara.
sumber: kompas.com

Senin, 15 November 2010

Mengembangkan Sekolah Berbasis Komunitas

Hasil dari pendidikan bukanlah seberapa banyak yang tersimpan dalam ingatan atau berapa banyak yang diketahui. Tetapi, dengan adanya pendidikan kita mampu membedakan antara yang diketahui dengan yang tidak diketahui.

Usaha pendidikan merupakan upaya nyata untuk memfasilitasi individu lain, dalam mencapai kemandirian serta kematangan mentalnya sehingga dapat survive di dalam kompetisi kehidupan. Agar dapat survive, anak−anak dalam menempuh pendidikan harus diwarisi nilai−nilai kultural yang baik, yang melekat pada masyarakat dimana ia berada. Dengan modal nilai−nilai internal tersebut, setiap anak diharapkan mampu beradaptasi dengan nilai budaya lainnya (eksternal).

Dalam pengertian sempit pendidikan adalah sekolah, sehingga kemajuan pendidikan suatu bangsa, bergantung bagaimana sekolah tersebut dikelola, sistem sekolah yang baik akan menghasilkan pendidikan yang baik pula, begitu pun sebaliknya.

Kata sekolah sendiri berasal dari bahasa latin, skhole, scola, scolae atau skhola yang memiliki arti waktu luang atau waktu senggang, Kegiatan dalam waktu luang itu adalah mempelajari cara berhitung, cara membaca huruf dan mengenal tentang moral (budi pekerti), estetika (seni) dan budaya yang berlaku pada saat itu. Untuk mendampingi dalam kegiatan scola, anak−anak didampingi oleh orang ahli dan mengerti tentang psikologi anak, sehingga memberikan kesempatan yang sebesar−besarnya kepada anak untuk menciptakan sendiri dunianya melalui berbagai pelajaran diatas.

Sekolah sudah seharusnya tidak lagi dibatasi oleh kendala ruang dan tempat, sekolah tidak melulu membicarakan gedung, seragam, SPP, tata tertib dan lain legal formal lainnya, sekolah sudah seharusnya memberikan ruang yang besar untuk anak dapat belajar. Kapanpun dan dimanapun (long life education).

Pendidikan harus menjamin pemerataan dan tidak boleh ada diskriminasi (education for all), sekolah harus mampu menampung semua elemen masyarakat tanpa harus membedakan suku, agama, ras dan antar golongan (SARA)

Sekolah dan komunitas merupakan sebuah simbiosis mutualisme sebuah rantai kehidupan yang saling membutuhkan, masyarakat butuh sekolah dalam melestarikan dan menjaga agama, nilai−nilai budaya, adat istiadat dan kearifan lokal lainnya, sedangkan sekolah butuh masyarakat dalam usaha untuk eksistensi.

Sekolah Berbasis Komunitas adalah sekolah yang didirikan, dimiliki dan dikelola oleh komunitas masyarakat. Sekolah komunitas berasal dan berkhidmat untuk kepentingan komunitas itu sendiri. Pada sekolah ini segala sesuatu sangat bergantung kepada komunitas tersebut. Arah dan tujuan ditentukan oleh komunitas tersebut. Para guru hanya berfungsi sebagai fasilitator yang memberikan arah sehingga tujuan pendidikan yang diharapkan dapat berhasil.

Sekolah dengan konsep inilah yang akhirnya diadopsi sebagai sekolah berbasis komunitas (SBK), dalam pengertian sederhana SBK adalah sekolah dari, oleh dan untuk masyarakat. Sebagai lembaga yang memiliki visi membangun kemandirian masyarakat, PKPU sudah berkhidmat untuk senantiasa menjalankan program−program yang memberikan solusi dan alternatif terhadap segenap permasalahan yang dihadapi bangsa ini.

Dalam salah satu aktifitasnya, PKPU bersusaha mengembangkan SBK yang dilandasi pada nilai−nilai: pertama, visi sekolah bukanlah membangun dan mendidik anak an−sich, tetapi membangun dan mengembangkan komunitas. Karena pada dasarnya anak−anak adalah generasi penerus dari komunitas itu sendiri.

Kedua, sekolah, harus mampu mengembangkan kemandirian dan tidak bergantung pada keadaan tertentu, meskipun UUD 1945 memberikan tanggung jawab penuh kepada pemerintah untuk mengelola pendidikan, namun sejatinya komunitas tidak lepas tangan, karena yang paling berkepentingan terhadap pendidikan anak adalah masyarakat itu sendiri.

Ketiga, dengan adanya sekolah, mestinya keluarga merasa dimuliakan, karena nilai−nilai dan budaya keluarga, tersebut akan terus diwarisi. Bukan sebaliknya merasa terbebani dengan persoalan−persoalan yang sesungguhnya tidak ada hubungannya dengan pendidikan anak, seperti SPP, Seragam dan UN.

Keempat, kebersamaan belajar dalam SBK menjadi ciri yang menonjol, pola pembelajaran lebih diarahkan pada penyelesaian sebuah masalah. Semangat tim mampu mereduksi setiap perbedaan yang terjadi pada diri setiap anak, setiap perbedaan pada diri anak diarahkan pada arah yang positif.

Kelima, SBK mampu memberi ruang lebih besar untuk memaksimalkan kecerdasan anak (multiple intelegen), Keenam, keseharian proses belajar mengajar dalam sistem SBK mampu menumbuhkan semangat enterpreunership dan trainership.

Dalam jangka pendek dan yang akan datang, setidaknya SBK mampu mencegah terjadinya urbanisasi, karena sejak dini anak−anak sudah dikenalkan terhadap potensi lingkungan dan nilai−nilai budaya yang terkandung didalamnya, sehingga keinginan untuk memobilisasi diri ke kota akan tercegah dengan sendirinya. Pembangunan desa juga akan lebih cepat karena masyarakatnya lebih cerdas dan memahami akan potensi diri.

Komitmen PKPU ini perlu mendapatkan dukungan dari kita semua, semoga SBK menjadi salah satu alternative dalam usaha memperbaiki pendidikan di negeri yang kita cintai ini.


Ahmad Firdaus, SPd, MA, Manager Pendidikan PKPU
sumber http://www.pkpu.or.id/article/mengembangkan-sekolah-berbasis-komunitas

Jumat, 12 November 2010

Penyuluhan Kesehatan dan Nasehat Pendidikan Anak

hari ini diadakan penyuluhan kesehatan terhadap ibu-ibu anak paud PKPU pasir jambak. penyuluhan diberikan oleh Vivit Handayani Apt. ibu -ibu antusias mendengarkan materi yang disampaikan.
kegiatan ini juga di barengi dengan pemeriksaan kesehatan ibu.
sedang anak-anak melakukan permainannya dan belajar sambil bermain.
dalam pertemuan ini juga dibahas perkembangan dan evaluasi belajar anak-anak paud . juga nasehat -nasehat dalam mendidik anak yang disampaikan oleh Kepala sekolah PAUD Nursyamsi Spd.I. MA.

Kamis, 04 November 2010

REKENING DONASI

kami menerima bantuan donatur untuk keberlanjutan PAUD GERAI SIAGA PKPU ini ke rekening atas nama PKPU Sumatra Barat :
BCA NO 3120367578
BANK MANDIRI SYARIAH NO 0270009009
BNI SYARIAH NO 0092557995
BANK MU'AMALAT NO 4210001710
BANK NAGARI SYARI'AH NO 71000220005001
BANK MANDIRI NO 1110004857864
mohon konfirmasi jumlah donasi dan nama ke
email geraisiaga_padang@yahoo.co.id

Rabu, 03 November 2010

ANAK YANG RAJIN

pagi ini kegiatan belajar berjalan seperti biasanya, biarpun hari ini awan gelap menyelimuti langit biru.
kota padang dalam beberapa hari ini sering diguyur hujan lebat, namun tidak membuat kurang kehadiran anak-anak paud.
apalagi anak-anak ini berada di tepi pantai yang baru-baru ini heboh dengan isu gempa dan tsunami.
kecerian dan riang gembira tetap mereka ekspresikan dalam setiap kegiatan belajar dan bermainnya. hari - hari yang dilalui dengan penuh semangat riang dan gembira.
semoga orangsukses kelak